LAMPUNG - Seorang santri Lampung mengatakan akan muncul sosok pemimpin yang sudah lama dinantikan rakyat dalam meneruskan titah pendiri bangsa, menurutnya sosok pemimpin tersebut mempunyai simbol angka 7 (tujuh).
Orang yang mengatakan tersebut yakni, Jaimin (40) seorang indigo juga merupakan santri dari Jawa yang pernah belajar dengan Mbah Maimun Zubair dan beberapa Pondok Pesantren di Jawa, saat ini Jaimin menetap di Lampung Selatan.
Zaimin meyakini isyaroh yang dilakukannya akan terjadi pada tahun politik mendatang, dimana menurutnya calon Presiden 2024 akan di pimpin oleh seseorang yang miliki simbol angka tujuh.
"Awal mula saya dapat isyaroh ada batu nisan putih diatasnya ada mahkota Kerajaan disitu ada angka tujuh. Isyaroh kedua saya membuka peti dengan sandi jika digabungkan akan menghasilkan angka tujuh, "kata Zaimin kepada Wartawan (18/07/22).
Baca juga:
Pergantian Tahun dan Pergantian Presiden
|
Dalam isyaroh ketiga, dorinnya mendapatkan pita merah putih dengan panjang 97. Dari isyaroh ketiga tersebut Zaimin menyimpulkan calon pemimpin yang akan datang dan Indonesia mencapai kemakmuran.
"Disaat pemimpin yang ke-9 adalah orang yang mempunyai simbol angka tujuh dan mempunyai sandi nama RO. karena Indonesia akan dipimpin dengan nama Notonegoro, orang dengan simbol angka 7 dia sosok masyarakat kecil yang tak di sangka-sangka, dan saya menduga kuat dari Lampung, Jika di kaitkan dengan Kerajaan maka patut diduga keturunan Kerajaan Tulang Bawang, menurut dalam isyaroh tersebut", Imbuhnya.
Baca juga:
Kisah-Kasih Di Bumi Terlalu Banyak Pemeran
|
Zaimin meyakini saat ini anak cucu keturunan Kerajaan-kerajaan Nusantara akan muncul menjadi pemimpin dan melakukan tujuan kemakmuran Rakyat Indonesia secara adil.
"Saat ini banyak sekali informasi dari alam secara tersurat maupun tersirat sudah sampai di telinga kita sekalian bahwa akan ada Pemimpin terbaik dari anak yang tidak di sangka-sangka, " katanya.
"Karena saat ini saya sebagai rakyat biasa masih percaya dan yakin Bangsa Indonesia pasti akan bangkit, tapi bukan di tangan para elit politik tapi justru ditangan orang-orang yang diberi mandat oleh leluhur bangsa atau sosok yang di sebut Ratu Adil (RA), "pungkasnya.